Selasa, 24 Mei 2016

UNIK ... JALAN-JALAN KE PELABUHAN PAOTERE MAKASSAR







Pelabuhan Paotere Di Makassar
Pelabuhan Paoter Makassar
Tujuan Traveler - Tempat Pelelangan Ikan Paotere di Makassar menyajikan sebagian potret masyarakat biasa yang apa adanya. Destinasi menarik yang bisa jadi rekomendasi untuk traveler penyuka foto.

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere sejatinya seperti namanya, adalah media bertemu pedagang dan pembeli ikan. Di sini, transaksi langsung dari tangan pertama, yakni para nelayan tangkap kepada konsumen. 

Pembeli utamanya para pa'gandeng alias pedagang ikan keliling. Biasanya kelompok ini membeli dalam jumlah cukup banyak untuk dijual kembali. Namun demikian, tak kurang pembeli eceran yang memilih datang langsung. Daya tariknya, harga yang miring dan kesegaran ikan.

TPI Paotere adalah satu dari dua TPI utama di Kota Makassar. Lokasinya di utara Makassar, mudah dijangkau dengan menyusur bibir Pantai Losari. Tepatnya di Jl. Sabutung Baru, Ujung Tanah.

Pagi masih teramat muda, bongkar muatan hasil tangkapan berlangsung sejak matahari masih malu menunjukkan diri. Jenis ikan yang jadi favorit pembeli seperti baronang, kerapu, kakap merah terlihat dominan. 

Bersama jenis ikan yang berukuruan lebih kecil seperti kembung, layang  dan mairo. Yang disebut terakhir sejenis teri yang  banyak disukai. Seorang kawan, menjadi saksi setumpuk bayi hiu ikut dijual di sini.   


Tempat Pelelangan Ikan Paotere Makassar
Keseharian di TPI Paotere
Suhu dingin disertai penanda alam akan turunnya  hujan, memang bukan waktu terbaik bagi pembeli. Meringkuk dalam selimut hangat dalam kamar yang nyaman mungkin lebih menggoda. Namun siklus hidup harus terus berlangsung bagi para nelayan tangkap dan pedagang keliling yang menggantungkan hidup mereka ditempat ini,

Pemandangan pagi diisi kapal-kapal kayu yang bersandar ke dermaga. Lalu lalang nelayan memindahkan muatan ikan dari kapalnya atau dari peti pendingin dan keranjang bambu ke lapak penjualan. 

Kabarnya jika cuaca bersahabat, jumlah kapal yang merapat akan jauh lebih banyak. Bersama ikan tangkapan yang melimpah. Pagi hari, suasana hiruk pikuk pasar tidak tergambar lugas. 

Kebanyakan bergerak tanpa tergesa. Memberi ruang yang cukup leluasa menjelajahi sudut TPI yang tidak luas. Kapal-kapal kayu berukuran sedang berwarna dasar putih seperti berbaris rapi. Menyatu dengan warna-warni peti wadah ikan.  

TPI ini memang bukan tujuan wisata yang umum. Wajar kalau penghuninya tidak familiar dengan jepretan kamera. Jika hendak memotret, berusahalah sesedikit mungkin menarik perhatian agar tidak menimbulkan gangguan. Sesekali perlu berhenti dan memberi jalan bagi para pedagang yang lewat.

Langit tak berbatas jadi latar bagi warna-warni yang berasal dari kapal kayu, aneka jenis ikan, nelayan dan pedagang bermantel, sepatu boot plastik, bendera kecil dan peti-peti wadah ikan. Dalam tangkapan lensa kamera, mengkreasikan padu visual yang menarik. Terdengar transaksi dalam dialek lokal yang sesekali ditimpali candaan.    

Lebih jauh, pemandangan semacam ini mewakili potret nyata didepan mata, tentang perjuangan hidup yang tidak mudah. Terutama bagi para nelayan dan pedagang. Dalam situasi demikian, kita belajar  berempati, bersyukur dan menghargai apa yang dihasilkan dari kerja keras nelayan kita.

Begitu pulang, terbayarkan dengan pengalaman dan pelajaran  dari perjalanan yang tidak biasa. Bukankah hakekat perjalanan sesungguhnya adalah menemukan pelajaran dari setiap  tapak langkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar