Minggu, 19 Juni 2016

Sapa Bilang Cantik Itu Enak.. Cantik Itu Sakit Dan Menderita Disini

tujuan traveler - Suku Mursi Di Ethiophia mempunyai cara yang menyakitkan untuk kelihatan cantik
Wanita Suku Morsi Di Ethiopia Mempunyai Tradisi Unik Untuk Cantik
Tujuan Traveler - Istilah 'beauty is pain' layak disematkan wisatawan pada wanita Suku Mursi di Ethiopia. Cantik bagi mereka, adalah bibir bagian bawah dilubangi dan dimasukan piring.

Cantik itu menyakitkan, begitu biasanya yang dibilang oleh para wanita. Harus perawatan maksimal dengan biaya besar dan tak sedikit harus menahan rasa sakit. Namun bagi wanita suku Mursi di Ethiopia, cantik benar-benar menyakitkan dalam arti kata sebenarnya.

Suku Mursi atau juga disebut Suku Omo tinggal di kawasan lembah dan dekat Sungai Omo di bagian selatan Ethiopia. Kawasannya disebut Omo Valley yang berjarak 438 km dari ibukota Ethiopia, Adis Ababa.

tujuan traveler - Wanita Suku Mursi di Ethiopia mempunyai keunikan untuk tampil cantik
Wanita Suku Mursi Dengan Bukti Kecantikannya
Suku Mursi sudah dikenal sebagai salah satu suku yang unik di dunia. Ini terkait para wanitanya, yang memiliki piringan di bibirnya. Piringan yang bundar dan cukup besar, menggantung di bagian bawah bibirnya.

Bagi pria Suku Mursi, wanita yang seperti itu adalah wanita yang cantik. Piringan di bibir, ternyata sudah menjadi simbol kecantikan bagi wanita Suku Mursi sejak ratusan tahun lamanya. Sekaligus, simbol kedewasaan seorang wanita dan siap untuk dinikahkan. Bagi wanita yang tidak memiliki itu, dicap sebagai pemalas dan akan dikucilkan.

tujuan traveler - Semakin besar ukuran piringan, semakin besar mas kawin yang diberikan
Tampak Aneh ya, hiii..
Bahkan semakin besar ukuran piringnya, semakin besar mas kawin yang harus diberikan pihak pengantin pria. Maka jangan heran, melihat wanita dengan piring di bagian bibirnya saat bertualang ke Omo Valley. Jumlah populasi mereka, sebanyak 10.000 jiwa.

Cara memasukan piring ke dalam bibir

Piring yang dimasukan ke bibir wanita suku Mursi tersebut, terbuat dari tanah liat. Diameter piringnya, rata-rata 10 cm dengan yang paling besar bisa mencapai 20 cm. Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana cara memasukan piring ke dalam bibirnya?

Para wanita yang hendak dimasukan piring ke dalam bibirnya harus berusia 15-17 tahun atau sudah mengalami masa puberitas. Kemudian, sang orang tua dari gadis itu akan membuat lubang terlebih dulu di bagian bawahnya.

Ibunya sudah menyiapkan alat semacam pisau kecil yang tajam. Lalu sang ayah, bertugas untuk menahan badan dan menutup mata si gadis dan menanangkannya. Setelah pisaunya dirasa sudah tajam, barulah bibir bagian bawah ditarik dan dilubangi sampai tembus, seperti ditindik.

Darah segar akan mengalir dari bibir si gadis tersebut. Belum selesai, batang bambu berukuran kecil akan dimasukan ke bagian yang telah dilubangi. Si Gadis harus menahan rasa sakit, bahkan sampai menangis.

Beberapa hari kemudian, bambu yang ada di lubang bagian bawah bibirnya akan diganti dengan piring yang ukuran kecil. Bulan berganti bulan, piringannya akan diganti dengan ukuran yang lebih besar. Lubang di bagian bawah bibirnya yang elastis dan akan mampu memuat ukuran piring yang makin besar. Jika piringnya diganti atau dicabut, bibirnya bolong.

Ukuran dari piringan tiap wanita berbeda-beda. Saat sudah menikah, para wanita pun memakai piringan yang diberikan oleh suami. Tradisi ini terus dilakukan oleh Suku Mursi sampai sekarang dan terus dilakukan kepada generasi-generasi mudanya.

tujuan traveler - Ukuran piringan di tiap wanita suku mursi berbeda-beda
Ukuran piringan tiap wanita berbeda-beda
Bagi kita, tradisi mereka yang menganggap simbol kecantikan berupa piring besar di bibir mungkin sedikit aneh. Tapi bagi Suku Mursi, itu adalah suatu kecantikan identitas dan lambang kedewasaan seorang wanita. Jadi sepertinya, cantik memang benar-benar menyakitkan untuk mereka ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar